Buah merah (Pandanus conoideus) Adalah tanaman endemik Papua. Penemu obat Buah Merah adalah Drs I Made Budi MSi. Berkhasiat menyembuhkan beragam penyakit degeneratif dan gangguan metabolisme karena pola makan seperti kanker, tumor, hepatitis, diabetes, jantung koroner, gangguan prostat, darah tinggi, kolesterol, stroke, dan HIV.
Kandungan Buah Merah
Kandungan Buah Merah
- Total karotenoid 12.000 ppm
- Total tokoferol 11.000 ppm
- Betakaroten 700 ppm
- Alfa tokoferol 500 ppm
- Asam oleat 58 %
- Asam linoleat 8,8 %
- Asam linolenat 7,8 %
- Dekanoat 2,0 %
Sirosis Hati Buah Merah Penyembuhnya
Sinar semangat kini terpancar dari kedua bola mata wanita itu. Kondisi tubuh segar bugar saat Albertin Salong menerima Trubus. Raut wajah ceria sepanjang wawancara berlangsung. Hanya beberapa kerutan dan garis menghitam di seputar bola mata yang menunjukkan sisa penderitaannya.
Kondisi itu jauh berbeda dibanding setahun lalu saat wanita 50 tahun yang tinggal di Papua itu tergolek lemah di salah satu rumah sakit di Makassar. Kanker hati membuat tubuhnya kurus kering, kulit dan mata menguning, serta tatap mata sayu tak bersinar.
Ia masih ingat kejadian pada Mei 2003. Ketika itu ia hanya bisa menatap lemah seember cairan kuning di sudut kamar rumah sakit. Hari itu 7 liter cairan kuning harus disedot dari tubuhnya. Sesaat ia bisa bernapas lega lantaran tak ada lagi yang menekan paru-paru. Namun, beberapa hari kemudian, perut mulai berisi cairan lagi. Karena itulah sedot cairan tak bisa ditawar-tawar: 2 minggu sekali. Ia pun butuh asupan albumin dari luar yang berharga Rp1,6-juta per dosis.
Kaya Senyawa Aktif
Drs I Made Budi MSi yang pertama kali memperkenalkan buah merah sebagai obat. Semula ahli gizi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Cenderawasih, Jayapura, itu hanya ingin mengungkap kandungan gizinya. "Masyarakat pedalaman yang mengkonsumsi buah merah jarang ditemukan mengidap penyakit degeneratif. Bahkan, dari data statistik setempat, mereka memiliki angka harapan hidup cukup tinggi," papar kelahiran Dumoga, Bolaangmongondow, Sulawesi Utara, itu.
Hasil analisis kandungan kimiawi buah merah itulah yang mengilhami Made untuk menjadikannya sebagai obat. Mula-mula ia melakukan serangkaian penelitian skala laboratorium. Setelah yakin akan kemampuan buah merah barulah ia mencoba kepada banyak penderita penyakit.
Albertin Salong hanyalah satu di antara hampir 1.000 pasien yang telah merasakan keampuhan buah merah. Awalnya, buah merah hanya dicobakan kepada sekitar 400 penderita kanker di berbagai daerah. Namun, karena terbukti mampu memberikan tingkat kesembuhan hingga 60-70%-beberapa di antaranya sembuh total, ia pun diminati pasien penyakit lain. Mulai dari kolesterol, asam urat, diabetes, hipertensi, flek paru, hepatitis, jantung koroner, mata, osteosporosis (rapuh tulang, red), hingga HIV.
Menurut Made, buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa-senyawa obat yang aktif. Betakaroten dan tokoferol (vitamin E, red), misalnya, dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh.
Membunuh Radikal Bebas
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ia meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Suatu studi membuktikan, konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak.
Bertambahnya sel-sel pembunuh alami menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh menetralisir radikal bebas-senyawa karsinogen penyebab kanker. Jika antioksidan tersedia setiap saat dalam darah sel-sel tubuh terlindung dari kerusakan akibat radikal bebas.
Peran buah merah sebagai antikarsinogen makin lengkap dengan kehadiran tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Ia mengurangi morbiditas dan mortalitas sel-sel jaringan. Ia juga menjadi semacam pemadam kebakaran yang menangkal dan mematikan serbuan radikal bebas. Kolesterol dalam darah pun dinetralisir.
Gampang Diserap
Buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh, red) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah, red). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah.
Asam lemak yang dikandung buah merah merupakan antibiotik dan antivirus. Mereka aktif melemahkan dan meluruhkan membran lipida virus serta mematikannya. Bahkan, virus tak diberi kesempatan untuk membangun struktur baru sehingga tak bisa melakukan regenerasi. Karena kemampuan itu, ia efektif menghambat dan membunuh beragam strain virus, termasuk virus hepatitis yang merusak sel hati. Ia juga terbukti menghambat dan membunuh sel-sel tumor aktif.
Lancarnya proses metabolisme sangat membantu proses penyembuhan penyakit. Sebab, tubuh mendapat asupan protein yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Pasien pun tak perlu mendapatkan asupan protein dari luar. Bahkan, dengan membaiknya metabolisme sangat membantu hati meregenerasi sel-sel hati yang rusak akibat hepatitis. (Fendy R Paimin)
Sinar semangat kini terpancar dari kedua bola mata wanita itu. Kondisi tubuh segar bugar saat Albertin Salong menerima Trubus. Raut wajah ceria sepanjang wawancara berlangsung. Hanya beberapa kerutan dan garis menghitam di seputar bola mata yang menunjukkan sisa penderitaannya.
Kondisi itu jauh berbeda dibanding setahun lalu saat wanita 50 tahun yang tinggal di Papua itu tergolek lemah di salah satu rumah sakit di Makassar. Kanker hati membuat tubuhnya kurus kering, kulit dan mata menguning, serta tatap mata sayu tak bersinar.
Ia masih ingat kejadian pada Mei 2003. Ketika itu ia hanya bisa menatap lemah seember cairan kuning di sudut kamar rumah sakit. Hari itu 7 liter cairan kuning harus disedot dari tubuhnya. Sesaat ia bisa bernapas lega lantaran tak ada lagi yang menekan paru-paru. Namun, beberapa hari kemudian, perut mulai berisi cairan lagi. Karena itulah sedot cairan tak bisa ditawar-tawar: 2 minggu sekali. Ia pun butuh asupan albumin dari luar yang berharga Rp1,6-juta per dosis.
Kaya Senyawa Aktif
Drs I Made Budi MSi yang pertama kali memperkenalkan buah merah sebagai obat. Semula ahli gizi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Cenderawasih, Jayapura, itu hanya ingin mengungkap kandungan gizinya. "Masyarakat pedalaman yang mengkonsumsi buah merah jarang ditemukan mengidap penyakit degeneratif. Bahkan, dari data statistik setempat, mereka memiliki angka harapan hidup cukup tinggi," papar kelahiran Dumoga, Bolaangmongondow, Sulawesi Utara, itu.
Hasil analisis kandungan kimiawi buah merah itulah yang mengilhami Made untuk menjadikannya sebagai obat. Mula-mula ia melakukan serangkaian penelitian skala laboratorium. Setelah yakin akan kemampuan buah merah barulah ia mencoba kepada banyak penderita penyakit.
Albertin Salong hanyalah satu di antara hampir 1.000 pasien yang telah merasakan keampuhan buah merah. Awalnya, buah merah hanya dicobakan kepada sekitar 400 penderita kanker di berbagai daerah. Namun, karena terbukti mampu memberikan tingkat kesembuhan hingga 60-70%-beberapa di antaranya sembuh total, ia pun diminati pasien penyakit lain. Mulai dari kolesterol, asam urat, diabetes, hipertensi, flek paru, hepatitis, jantung koroner, mata, osteosporosis (rapuh tulang, red), hingga HIV.
Menurut Made, buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa-senyawa obat yang aktif. Betakaroten dan tokoferol (vitamin E, red), misalnya, dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh.
Membunuh Radikal Bebas
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ia meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Suatu studi membuktikan, konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak.
Bertambahnya sel-sel pembunuh alami menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh menetralisir radikal bebas-senyawa karsinogen penyebab kanker. Jika antioksidan tersedia setiap saat dalam darah sel-sel tubuh terlindung dari kerusakan akibat radikal bebas.
Peran buah merah sebagai antikarsinogen makin lengkap dengan kehadiran tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Ia mengurangi morbiditas dan mortalitas sel-sel jaringan. Ia juga menjadi semacam pemadam kebakaran yang menangkal dan mematikan serbuan radikal bebas. Kolesterol dalam darah pun dinetralisir.
Gampang Diserap
Buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. buah merah meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh, red) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah, red). Efeknya, terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah.
Asam lemak yang dikandung buah merah merupakan antibiotik dan antivirus. Mereka aktif melemahkan dan meluruhkan membran lipida virus serta mematikannya. Bahkan, virus tak diberi kesempatan untuk membangun struktur baru sehingga tak bisa melakukan regenerasi. Karena kemampuan itu, ia efektif menghambat dan membunuh beragam strain virus, termasuk virus hepatitis yang merusak sel hati. Ia juga terbukti menghambat dan membunuh sel-sel tumor aktif.
Lancarnya proses metabolisme sangat membantu proses penyembuhan penyakit. Sebab, tubuh mendapat asupan protein yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Pasien pun tak perlu mendapatkan asupan protein dari luar. Bahkan, dengan membaiknya metabolisme sangat membantu hati meregenerasi sel-sel hati yang rusak akibat hepatitis. (Fendy R Paimin)
Sumber : http://www.trubus-online.com