1. Definisi Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang mengelilingi jantung). (H. Winter Griffith M.D, 1994). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya. (Arif Mansjoer, 2000). Kesimpulan perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung baik pada parietal maupun viseral.
2. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri karonaria.
3. Etiologi
Menurut H. Winter griffith M.D. 1994, kadang-kadang tidak terlalu diketahui penyebab yang paling umum diketahui adalah :
- Infeksi virus
- Demam rematik dan penyakit lainnya darin jringan ikat, seperti lupus eritematosus
- Gagal ginjal kronik
- Komplikasi serangan jantung
- Komplikasi pembedahan jantung
- Kompliksi cedera dada, termasuk penggunaan kateter kardiak
- Penyebaran kangker ke lapisan jantung paling luar
4. Fakktor resiko
- Penyakit baru-baru ini seperti serangan jantung, penyakit akibat virus, atau demam rematik
- Riwayat medik tuberculosis
5. Fatogenesis
Virus tampak kepentingannya meningkat sebagai penyebab perikarditis primer. Sebenarnya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus perikarditis “idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa virus ekho dan epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting. Patogenesis perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernafasan bagian atas, walaupun demikian tidak diketaui dengan jelas virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara langsung menyerang jaringan perikardium,tetapi lebih utama dengan berbagai cara menggalakan hipersensitivitas yang kemudian melibatkan perikardium.
Bakteri dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada tahun-tahun terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata menurun. Meskipun penyebab stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting. Terutama pada anak, perikarditis stafilokokus relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya baik penyertaan perikarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian kecil gambaran klinik, memang bervariasi.
Perikarditis bakteri telah merosot kepentingannya, jamur dan protozoa telah menjadi lebih penting selaku penyakit perikardium. Sering kali dsertai dengan miokarditis. Diantara jamur, koksidioides imitis, histoplasma kapsulatum dan kandida albikans, dan diantara protozoa, toksoplasma gondi, dapat menyebabkan keterlibatan perikardium yang tampaknya primer, dan harus dicurigai pada kasus peikarditis idiotik.
Diantara perikarditis metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk perikarditis metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium. Miksedema pun berakibat efusi perikardium, tetapi bukan radang meskipun tidak menunjukan perikarditis yang sebenarnya.
Perikarditis neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor yang terjadi di luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun metastasis kangker apa pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran semacam itu pada umumnya jarang.
Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung kuman ke dalam ruang perikardium, yang menyebabkan perikarditis supuratif.
Perikardium seperti selaput serosa lain , sangat rentan pada status hipersensivitas
6. manifestasi klinis
gejala yang khas pada perikarditis adalah nyeri dada dan tanda yang khas adalah friction rub :
- nyeri hebat di dalam dada, merambat ke leher dan bahu, nyeri memburuk jika bergerak dan berkurang jika duduk atau bersandar ke depan
- nafas yang cepat
- batuk-batuk
- demam dan menggigil
- lesu
- cemas
7. Tindakan Diagnostik
- mengamati sendiri gejala yang timbul
- pencatatan perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik oleh dokter
- EKG
- Sinar X dari dada
- Thoracentesis (pengangkatan cairan dengan sebuah jarum)
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah cairan di lapisan jantung paling luar dapat menyebabkan takanan pada jantung. Hal ini dapat membawa ke kematian kecuali cairan itu diangkat dengan cepat.
1. Pengkajian
pengkajian keperawatan yang dapat muncul menurut Marulynn E Doengoes,1999 adalah sebagai berikut :
a. aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan , kelemahan
Tand : Takikardi, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung (CABG / penggantian akutp / by pass Kardiopumonal lama), palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardi, distrimia, perpindahan tim(titik impuls maksimal) kiri dan inferior (pembesaran jantung) friction rub Perikardia(biasanya intermiten, terdengar di batas sternal kiri), murmur aortik, mitral, stenosis / insufisiensi trikuspid : perubahan dalam marmur yang mendahului ; disfungsi otot papilar, irama gallop (S3/S4), edema, petekie(kongjungtiva, membran mukosa), hemoragi splinter(punggung kuku), nodus oster(jari/ibu jari), lesi janeway(telapak tangan, telapak kaki)
c. Eliminasi
Gejala: riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal, penurunan frekuensi / jumlah urine
Tanda: urine pekat gelap
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala: nyeri pada anterior (sedang sampi berat / tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring. Hilang dengan duduk, bersandar kedepan, tidak hilang dengan nigtrogtoserin
e. Pernapasan
Gejala: napas pendek
Tanda: dispnea, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels, ranki, pernapasan dongkal
f. Keamanan
Gejala: riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun, SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.
Tanda: demam
g. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala: terapi IV jangka panjang atau penggunaan kateterindwelling atau penyalahgunaan obat parenteral
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama perawatan 4,3 hari
Rencana pemulangan : bantu dalam penyiapan makanan, bebrbelanja, transportasi, kebutuhan perawatan diri, tugas dan pemeliharan rumah tangga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul menurut maryllin E doengoes,1992 adalah sebagai berikut :
Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium ; efek-efek sistemik dari infeksi,
hasil yang diharapkan :
- mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan
- melaorkan nyeri hilang / terkontrol
- mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai dengan indikasi untuk situasi individual.
Intervensi :
- Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun .
Rasional : nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan menyebar ke leher, punggung. Nsmun, ini berbeda dari iskemia miokard / nyeri infark
- Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya; perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas / dingin, dukungan emosional
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
- Berikan aktivitas hiburan yang tepat
Rasional : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu
- Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi
- Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi
Rasional : memaksimalkan ketersediaan oksigen untukambilan untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.
Intoleran Aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi ventrikel, penurunan curah jantung
Hasil yang diharapkan :
1. melaporkan / menunjukan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
2. mendemontrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi
3. mengungkap pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung perikardia
Hasil yang diharapkan :
1. melaporjkan atau menunjukan penurunan episode dispnea, angina dan disritmia
2. mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
intervensi :
1. pantau frekuensi / irama jantung
Rasional : takikardi dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curah berespons pada demam, hipoksia, dan asidosi karena iskemia
2. auskultsi bunyi jantung, perhaitkan jarak / muffed tenus jantung, murmur, gallop[ S3 dan S4
Rasional : membrikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi, misalnya : GJK, temponade jantung
3. dorong tirah bening dalam posisi semi fousler
Rasional : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
4. berikan tindakan kenyamanan, misalnya; aktivitas hiburan dalam toleransi jantung
Rasional : meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kembali perhatian
5. dorong penggunaan teknik manajemen sterss, misalnya; bimbingan imajinasi, latihan pernapasan.
Rasional : perilaku yang bermanfaat untuk mendorong ansietas,meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung
6. selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CPD / DVJ, perubahan tenus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
Rasional : manifestsi klinis dari tamponade jantung yang dapt terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan / eksudat dalam kantung perikardia membatsi pengisian dan curah jantung
7. bantu dalam perikardionsentesis darurat.
Rasional : prosedur dapt dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung.
8. siapkan pasien untuk pembedahan, bila diindikasikan
Rasional : perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan perikardial berulang atau jaringan parut dan konstriksi fungsi jantung
9. kolaborasi dalam pemberian antibiotik / antimikrobial intravena
Rasional : diberikan untuk mengatsi patogen yang teridentifikasi, yang mencegah keterlibatan / kerusakan jantung lebih lanjut.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi
Hasil yang diharapkan :
1. Menyatakan pemahaman tentang proses implamasi, kebutuhan pengobatan dan kemungkinan komplikasi
2. Mengidentifikasi / melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya atau terjadinya komplikasi.
Intervensi :
1. Jelaskan efek implamasi pada jantung, ajrkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi / berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pad pemberi perawatan, contoh : demam atau peningkatan nyeri dada tak biasnya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Rasional : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapakan dari kondisi, implamasi, sesuai dengan tanda /gejala yang menunjukan kekambuhan atau komplikasi
2. Anjurkan pasien / orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat;kebutuhan diet / pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan / dibatasi
Rasional : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi
3. Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang /terpi anti mikrobial
Rasional : perawatan di rumah sakit lama / pemberian antibiotik IV / anti mikrobial perlu sampai kultur darh negatif / hasil darah lainmenujukna tak ada infeksi.
4. Diskusikan Pneggunaan antibiotik profilaksis
Rasional : pasien dengan riwayat demam rematik beresiko tinggi untuk kambuh dan biasanya memerlukan profilaksis antibiotik jangka panjang. Pasien dengan masalah katup yang tidak mempunyai riwayat semam rematik memerlukan perlindungan antibiotik jangka pendek untuk prosedur yang menyebabkan pemindahan bakteri.
5. Tingkatkan praktik kesehatan seprti nutrisi yang baik, keseimbangan antara aktivits dan istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan meloporkan tanda infeksi.
Rasional : kekuatan sitem imin dan tahanan terhadap infeksi
6. Berikan Imunisasi contoh vaksin influenza sesuai indikasi
Rasional : menurunkan resiko mengalami infeksi berat yang menimbulkan infeksi jantung
7. Identifikasi dukungan individu / sumber yang tersedia pasca pulang untuk memenuhi perawatan atau kebutuhan pemeliharaan dirumah
Rasional : ketidak stabilan terhadap aktivitas dapat mengganggu kemampuan pasien melakukan tugas yang dibutuhkan.
8. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian
Rasional : pemahaman alsan untuk pengawasan medis dan untuk penerimaan tanggung jawab untuk evaluasi menurunkan resiko kambuh atau komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, marlynn. E, dkk (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien (edisi ketiga), Jakarta : EGC.
Griffith, H. Winter. (1994). Buku Pintar Kesehatan : 796 Gejala 520 Penyakit 160 Pengobatan, Jakarta : Arcon.
Mansjoer, Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (edisi ketiga jilid 1), Jakarta : Media Aesculapius.
Robin, dkk. (1995). Buku Ajar Patologi II. (edisi keempat), Jakarta : EGC.
Sarjadi. (1999). Patologi : Umum dan Sistemik. (edisi kedua), Jakarta : EGC.
Syaifuddin. (1992). Anatomi Fisiologi : Untuk Siswa Perawat. (edisi revisi), Jakarta : EGC.
0 Response to "Asuhan Keperawatan PERIKARDITIS"
Post a Comment