Kanker adalah penyakit yang sangat membahayakan jiwa bila pengobatannya tidak tepat dan salah serta terlambat diobati, karena dengan berjalannya waktu akan menyebar jauh atau metastasis sehingga akan menyebabkan kematian.
Di seluruh dunia, hingga saat ini alternatif pengobatan kanker adalah operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon atau imunoterapi, atau kombinasi di antara ke lima cara pengobatan tersebut tergantung pada jenis kanker dan stadiumnya saat dilakukan pengobatan. Inilah yang disebut alternatif pengobatan kanker, karena memberikan hasil atau respons pengobatan yang sama baiknya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun suatu obat anti kanker sampai dapat digunakan dan diberikan pada para penderita kanker, tidaklah mudah, melainkan melalui suatu proses penelitian yang panjang , memakan waktu lama dan biaya yang sangat besar. Penelitiannyapun meliputi berbagai negara melalui serangkaian uji klinik.
Terdapat beberapa tahapan sampai suatu obat anti kanker dapat dikonsumsi penderita kanker. Pertama, obat anti kanker diteliti di laboratorium mengenai kandungan zatnya, bagaimana mekanisme obat dalam mengatasi kanker.
Tahap kedua diujikan pada binatang percobaan, dilihat efek obat, khasiatnya, efek sampingnya, cara bekerjanya, kontraindikasinya dan sebagainya.
Tahap ketiga diujikan kepada para sukarelawan yang menderita kanker dan mau memakai obat baru ini. Bila semuanya baik, barulah diberikan pada para penderita kanker secara umum. Itupun masih terus dilakukan penelitian melalui metode ilmiah dan dihitung secara statistik tentang keberhasilan untuk mengobati suatu kanker.
Bila suatu obat sudah dapat dinyatakan sebagai obat kanker, maka obat tersebut sudah diakui di seluruh dunia, sehingga menjadi standart pengobatan penyakit kanker. Jadi pasien kanker, bila berobat di negara manapun akan mendapatkan pengobatan standart yang sama dengan obat yang sama yang sudah ditetapkan jenis obat dan kombinasinya.
Hingga saat kinipun penggunaan obat antikanker berupa kemoterapi umumnya tidak hanya satu obat yang diberikan melainkan beberapa kombinasi obat yang kerjanya saling melengkapi dalam membunuh sel-sel kanker.Sayangnya obat-obat tradisional maupun pengobatan tradisional di negara kita belum ada penelitian yang mendalam seperti hal tersebut di atas. Hal ini dikarenakan sarana pendukungnya belum memadai, biaya yang sangat mahal, dukungan pemerintah terhadap pengembangan dan penelitian obat-obat dan pengobatan tradisional masih sangat kurang.
Sehingga sulit bagi kalangan dunia medis, khususnya para dokter yang berkecimpung dalam pengobatan kanker untuk yakin akan khasiat obat tradisional untuk menyembuhkan kanker, karena kurangnya bukti ilmiah baik secara Nasional maupun Internasional. Kalaupun ada, itupun hanya kabar dari mulut ke mulut atau pengakuan orang yang mengaku pasien baik di surat kabar atau televisi, yang pembuktiannya masih diragukan.
Keterlambatan, penyebaran dan penyesalan
Seperti kasus di atas, awalnya tumor atau kanker masih kecil, kemudian diobati dengan cara tradisional dalam jangka waktu cukup lama hingga akhirnya kanker bertambah besar dan mulai menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga membuat penderitaan yang menyakitkan.Sebenarnya sangatlah manusiawi bila penderita kanker berbuat demikian. Siapa sih orangnya yang tidak takut bila sudah divonis menderita penyakit kanker? Dalam menerima kenyataan yang menakutkan tersebut, reaksi setiap orang akan berbeda, dari saat mulai menerima kabar sampai pada tahap menerima kenyataan yang memang menimpa dirinya.
Lima tahapan penderita saat divonis kanker, mulai fase pengingkaran dan isolasi, fase kemarahan, fase tawar-menawar, fase depresi sampai fase penerimaan atau pasrah.Penderita yang memilih pengobatan tradisional atau alternatif di luar upaya pengobatan medis masih berkutat pada fase pengingkaran yang ditandai menolak kenyataan yang menimpa dirinya, dan lebih sering berobat ke alternatif dengan harapan penyakitnya dapat sembuh. Fase ini kadang dilalui terlalu lama sampai bertahun-tahun, mencari alternatif dari satu ke yang lainnya, hingga penyakit berkembang terus.
Pada tahap akhir dimana sudah fase menyerah dan pasrah, menerima kenyataan yang terjadi, sayangnya penyakit kanker sudah stadium lanjut, sehingga pengobatannya jadi sulit dan kadang sudah tidak dapat diobati lagi. Barulah penyesalan yang terjadi, mengapa tidak dari dulu ya saya berobat ke dokter, dalam hatinya berkata.
Prinsip dalam penanganan kanker adalah diagnosis dan pengobatan dini yang tepat adalah yang terbaik, sebab bila terlambat maka hasilnya tidak akan sebaik bila ditangani sejak dini. Semua stadium penyakit kanker masih ada upaya pengobatannya, namun hasilnya tentunya berbeda antara stadium dini dengan stadium lanjut.
Jadi penggunaan obat dan cara pengobatan alternatif haruslah benar-benar dipertimbangkan dengan seksama sebelum dilaksanakan. Untuk penyakit kanker, pengobatan cara ini hingga sekarang belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Selain itu juga membahayakan jiwa penderita, karena penyakit akan berkembang dan stadium penyakit kanker akan meningkat dengan akibat keberhasilan pengobatan akan semakin kecil.
Untuk mengetahui apakah suatu obat diakui sebagai obat kanker, caranya cukup sederhana. Obat tersebut sudah diakui di seluruh dunia oleh para dokter, khususnya para dokter ahli kanker baik khasiat, efek samping dan lainnya. Obat tersebut sudah melewati semua fase penelitian, dan hasilnya diumumkan di pertemuan ilmiah kanker sedunia dan dimuat di journal-journal kedokteran yang terkenal di seluruh dunia.