KELAINAN PADA PLASENTA

https://www.bangfad.com/untan-membangun-ekosistem-digital-menuju-cyber-university.html Kelainan Bentuk dan Bobot Plasenta.

Bentuk plasenta yang normal ialah ceper dan bulat, dengan diameter 15 - 20 cm dan tebal 1,5 — 3 cm, berat kurang lebih 500 gram. Kadang-kadang ditemukan plasenta yang kecil pada wanita dengan tekanan darah diastolik 100 mm Hg seperti pada preeklampsia berat.

Plasenta yang besar dan berat ditemukan pada erythroblastosis foetalis dan sifilis sehingga perbandingan dengan bayi jadi 1 : 3. Di samping bentuk yang normal kita dapat menemukan berbagai variasi, misalnya plasenta terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh selaput ketuban dan disebut plasenta bipartita, bilobata atau plasenta dupleks. Bila di samping plasenta yang besar ditemukan pula plasenta kecil disebut plasenta suksenturiata. Antara keduanya dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah. Plasenta tambahan ini mungkin dapat tertinggal pada pelepasan plasenta dan menyebabkan perdarahan. Kita dapat menyangka adanya plasenta suksenturiata dengan memeriksa selaput janin. Bila terdapat lubang pada selaput janin dekat plasenta dan pada pinggir lubang tersebut ditemukan pembuluh-pembuluh darah yang terkoyak kita harus curiga akan adanya plasenta tambahan. Bila antara kedua plasenta tidak ditemukan pembuluh darah disebut plasenta spuria. Kelainan bentuk lain ialah plasenta membranasea, di mana plasenta itu tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh ruangan kavum uteri.

Plasenta membranasea dapat menyebabkan perdarahan antepartum dan member kesulitan pada kala III karena plasenta itu tipis dan sukar terlepas. Plasenta sirkumualata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Jadi bukan villus pancang. Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua di luar permukaan frondosuin, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi. Insidensinya lebih kurang 2 - 18%. Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata sering menyebabkan abortus dan solutio plasenta. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata. Kedua-duanya disebut sebagai plasenta ekstrakorial. Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari selaput sehingga plasenta lahir telanjang. Tertinggalnya selaput ini dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi. Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakkan setelah plasenta lahir, tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten atau hidrorea.

Kelainan implantasi

Plasenta biasanya melekat pada dinding belakang atau depan rahim dekat fundus. / Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam dinding rahim hanya sampai lapisan atas dari stratum spongiosum. Kalau implantasinya rendah, yaitu di segmen bawah rahim dan menutup sebagian atau seluruh ostium internum maka disebut sebagai plasenta previa (prae=depan, vias=jalan), jadi artinya di depan jalan lahir atau menutup jalan lahir. Kalau jonjot-jonjot tersebut menyerbu ke dalam dinding rahim lebih dari batas, maka disebut plasenta ukreta. Menurut dalamnya penetrasi dinding rahim, plasenta akreta dibagi dalam: Plasenta akreta, jonjot menembus desidua sampai berhubungan dengan miometnum; Plasenta inkreta, jonjot sampai ke dalam lapisan miometrium; flasenta perkreta, jonjot-jonjot menembus miometrium sehingga mencapai perimetrium. Plasenta akreta ada yang komplit di mana seluruh permukaan plasenta melekat dengan erat kepada dinding rahim dan ada juga yang persial, di mana perlekatan hanya terjadi di beberapa tempat saja.

Plasenta akreta dapat menimbulkan penyulit pada kala III, karena sukar dilepaskan dan waktu melakukan tindakan pelepasan secara manual harus hati-hati, karena dapat. menyebabkan perforasi.


http://www.bangfad.com/bersama-untan-membangun-negeri.html